By Admin LSP KATIGA PASS
5 Mei 2025 15:57:56
Jakarta, 3 Mei 2025 — Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menegaskan pentingnya hubungan industrial yang harmonis sebagai fondasi utama dalam membangun budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang kuat di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam gelaran WSO Indonesia Safety Culture Award (WISCA) yang berlangsung di Jakarta, Kamis (2/5/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Yassierli menyampaikan keprihatinan atas masih tingginya angka kecelakaan kerja di Indonesia. Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, tercatat sebanyak 298.137 kasus kecelakaan kerja pada 2022, meningkat menjadi 370.747 kasus di 2023, dan hingga Oktober 2024 telah mencapai 356.383 kasus. Angka ini dinilai belum mencerminkan kondisi sesungguhnya, mengingat baru sekitar 30% perusahaan di Indonesia yang terdaftar dalam sistem perlindungan ketenagakerjaan.
“K3 itu bukan sekadar soal compliance, bukan hanya ‘saya harus’, tapi harus naik level menjadi ‘saya peduli’. Budaya itu tumbuh dari hubungan kerja yang sehat, saling percaya, dan komunikasi yang terbuka,” tegas Yassierli.
Untuk mewujudkan lingkungan kerja yang aman, manusiawi, dan berkelanjutan, Yassierli mendorong pendekatan 3E, yakni Engineering (rekayasa teknis), Education (pendidikan), dan Enforcement (penegakan hukum). Menurutnya, upaya membangun budaya K3 yang kuat tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah semata, melainkan harus melibatkan dunia industri, asosiasi profesi, dan pengawasan yang konsisten.
“Penerapan K3 butuh komitmen semua pihak. Kita butuh engineering yang benar, edukasi berkelanjutan, dan enforcement yang tegas. Semua itu akan berjalan maksimal kalau hubungan industrialnya sehat,” ujar Yassierli.
Lebih lanjut, Menaker menyampaikan bahwa budaya K3 yang kuat menjadi salah satu pilar dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Ia menilai, perusahaan yang menerapkan budaya kerja aman dan sejahtera akan berdampak positif pada produktivitas, kesejahteraan tenaga kerja, hingga daya saing nasional di pasar global.
“Visi bersama kita adalah perusahaan maju, pekerja sejahtera. Budaya K3 adalah jembatan menuju ke sana. Kalau hubungan industrialnya harmonis, budaya K3-nya otomatis kuat,” tandasnya.
Acara WISCA 2025 sendiri dihadiri oleh pelaku usaha, asosiasi industri, akademisi, dan para pemerhati K3 dari berbagai sektor. Beberapa perusahaan penerima penghargaan turut berbagi praktik baik dalam penerapan budaya K3 di lingkungan kerjanya masing-masing.
Dengan terus mendorong harmonisasi hubungan industrial dan penerapan K3 yang berkelanjutan, diharapkan Indonesia mampu menekan angka kecelakaan kerja sekaligus menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, produktif, dan sejahtera menuju Indonesia Emas 2045.