By Admin LSP KATIGA PASS
28 April 2025 10:22:45
Jakarta, 28 April 2025 — Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kembali menjadi sorotan utama di Indonesia sepanjang tahun 2025, seiring dengan tuntutan dunia industri yang semakin dinamis dan modern. Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) berkomitmen mendorong penerapan K3 yang lebih adaptif, inovatif, dan berbasis teknologi digital guna menghadapi tantangan era industri 5.0.
Memasuki peringatan Hari K3 Internasional 2025, Indonesia turut mengusung tema global "Revolutionizing Health and Safety: The Role of AI and Digitalization at Work" yang menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), sensor pintar, hingga realitas virtual dan augmented reality dalam mencegah kecelakaan kerja serta menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Sebagai langkah strategis, Kemnaker resmi meluncurkan Program K3 Nasional 2024–2029 pada awal tahun ini. Program tersebut memiliki lima fokus utama:
Penguatan kapasitas SDM bidang K3 melalui pelatihan dan sertifikasi.
Penerapan dan pengawasan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di berbagai sektor industri.
Pemanfaatan teknologi digital dan AI untuk monitoring risiko di tempat kerja.
Pengembangan budaya K3 di masyarakat dan dunia usaha.
Pembaharuan regulasi K3 yang relevan dengan perkembangan teknologi dan pola kerja modern.
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah dalam sambutannya menyampaikan, "K3 bukan hanya soal kepatuhan regulasi, melainkan tentang investasi perusahaan dalam menjaga produktivitas dan kesejahteraan tenaga kerja. Transformasi digital harus dibarengi dengan peningkatan kapasitas SDM K3 agar mampu menghadapi risiko kerja yang semakin kompleks."
Selama Bulan K3 Nasional 2025 yang berlangsung 12 Januari–12 Februari lalu, berbagai kegiatan telah diselenggarakan di seluruh Indonesia. Mulai dari apel K3, seminar nasional, pelatihan daring, lomba-lomba K3, hingga kampanye keselamatan kerja di media sosial.
Tema nasional tahun ini, "Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dalam Mendukung Penerapan Sistem Manajemen K3 untuk Meningkatkan Produktivitas", menyoroti pentingnya SDM sebagai ujung tombak implementasi K3 di lapangan.
Data Kemnaker mencatat sepanjang kegiatan Bulan K3 2025, lebih dari 11.500 pekerja di berbagai sektor telah mengikuti pelatihan dan sertifikasi K3, baik secara daring maupun luring. Capaian ini meningkat 18% dibanding tahun sebelumnya.
Sejumlah perusahaan besar di sektor konstruksi, manufaktur, hingga energi mulai menerapkan teknologi AI dan IoT (Internet of Things) dalam sistem K3 mereka. Penggunaan sensor wearable, CCTV berbasis AI, hingga aplikasi dashboard monitoring risiko kini marak digunakan untuk mendeteksi potensi kecelakaan sejak dini.
Salah satu perusahaan tambang nasional bahkan telah memanfaatkan teknologi drone thermal dan VR training untuk inspeksi area berbahaya dan pelatihan simulasi evakuasi darurat bagi karyawannya.
Meski berbagai program telah dijalankan, sejumlah tantangan masih dihadapi. Praktisi K3 menilai regulasi terkait keselamatan kerja di Indonesia masih banyak mengacu pada aturan lama yang belum sepenuhnya relevan dengan model kerja hybrid, digitalisasi alat kerja, dan risiko psikososial akibat tekanan kerja modern.
Ketua Umum Perhimpunan Ahli K3 Indonesia (PAKKI), Rahmat Subekti menyebutkan, "Kami berharap revisi regulasi K3 bisa segera dibahas pemerintah bersama stakeholder agar pekerja di era digital terlindungi secara hukum, baik dari risiko fisik maupun mental."